Teknik bertanya guru matematika
Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh guru adalah
menguasai teknik bertanya. Beberapa hal yang menjadi patokan dalam mengajukan
pertanyaan secara verbal adalah:
1. pertanyaan harus diajukan terlebih dahulu dan memberi
kesempatan (waktu) kepada siswa untuk berpikir sebelum meminta salah seorang
siswa untuk menjawab.
Setelah guru mengajukan pertanyaan, ia memberikan waktu
tertentu yang diperlukan siswa untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut.
Dengan demikian semua siswa mempunyai waktu yang sama untuk mencari jawaban
tersebut. Setelah waktu yang ditentukan habis, guru meminta salah seorang siswa
menjawab. Harus dihindari meminta salah seorang siswa menjawab sebelum
mengajukan pertanyaan. Hal ini akan menyebabkan siswa itu sendiri yang
memikirkan jawaban pertanyaan sementara siswa yang lain hanya menonton dan
tidak berpikir.
2. menghindari pertanyaan jenis klasikal (yang ditujukan
kepada kelas)
Pertanyaan yang tidak ditujukan kepada salah seorang siswa
dikategorikan pertanyaan klasikal. Umumnya respon siswa adalah menjawab
bersama-sama (koor). Ketika terjadi hal seperti ini tidak bisa dipastikan
apakah semua siswa memang dapat menjawab pertanyaan atau hanya beberapa orang
saja yang bisa menjawab sementara yang lain hanya meniru jawaban.
3. pertanyaan dalam matematika difokuskan kepada apa
(what), kapan terjadinya (when), berapa (evaluate, calculate, find) dan mengapa
(why) atau bagaimana (how).
Pertanyaan yang
diajukan dapat berbentuk tertutup (pertanyaan hanya memiliki 1 jawaban) atau
terbuka (pertanyaan yang memiliki lebih dari 1 jawaban). Pertanyaan tertutup
dapat diubah menjadi pertanyaan terbuka jika kondisi pertanyaan diubah.
Pertanyaan yang berbentuk “apa” dan “berapa” lebih cenderung hanya keterampilan
dasar berpikir pada ranah kognitif taksonomi Bloom revisi: “mengingat” (remembering),
“memahami” (understanding), dan “menerapkan” (applying). Tetapi
jika guru menindak lanjuti jawaban siswa dengan bertanya “mengapa” atau
“bagaimana” itu artinya meminta siswa untuk menjelaskan (reasoning) dan
mengomunikasikan ide-ide matematikanya (communicating). Dalam hal ini
keterampilan berpikir yang dituntut sudah lebih kearah keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang meliputi “menganalisa” (analyzing), dan
“mengevaluasi” (evaluating).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar