Pengertian
Berbicara
Seperti telah kita ketahui bahwa dalam kegiatan menyimak
aktivitas kita awali dengan mendengarkan dan diakhiri dengan memahami atau
menanggapi. Kegiatan berbicara tidak demikian . Kegiatan berbicara
diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki pembicara yang akan disampaikan
kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat menerima atau memahami isi
pesan itu.
Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan hubungan dan
kerja sama denagn manusia lain. Hubungan dengan manusia lainnya itu
antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan persaan, menyampaikan suatu
informasi, ide atau gagasan serta pendapat atau pikiran dengan suatu
tujuan.
Dalam menyampaikan pesan seseorang menggunakan suatu
media atau alat yaitu bahasa, dalam hal ini bahasa lisan. Seorang yang
akan menyampaikan pesan tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat
memahaminya. Pemberi pesan disebut juga pembicara dan penerima pesan
disebut penyimak
atau pendengar. Peristiwa proses penyampaian pesan secara
lisan seperti itu disebut berbicara. Dengan rumusan lain dapat dikemukakan
bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa
lisan. Anda sudah tidak asing lagi mendengar atau membaca
istilah “berbicara” dan bahkan Anda setiap saat melakukan bicara. Nina dikatakan
“berbicara” ketika ia mengucapkan salam kepada ibunya. “Assalamualaikum.”
Ibu Rita dikatakan “berbicara” ketika membicarakan kenaikan harga minyak
tanah dalam pengajian. Ketua RT (Rukun Tetangga) dikatakan
“berbicara” ketika mengajak warganya untuk bekerja bakti membersihkan jalan dan
selokan air dalam rangka menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik
Indnesia. Dihan dikatakan “berbicara” ketika ia bertanya kepada gurunya
tentang pelajaran yang ia belum ketahui. Anda dikatakan “berbicara” ketika
Anda menjelaskan atau menjawab pertanyaan siswa Anda. Lalu, apakah berbicara itu?
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Anton M. Moeliono, dkk., 1998:114) dinyatakan bahwa berbicara
adalah berkata; bercakap; berbahasa; melahirkan pendapat dengan
perkataan, tulisan dan sebagainya atau berunding.
Guntur Tarigan (1983 :15) berpendapat bahwa “ berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan , menyatakan serta menyampaikan pikiran , gagasan, dan
perasaan”. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut
sebagai suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan yang disusun dan
dikembangkansesuai dengan kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Jadi, pada hakikatnya berbicara
merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi
bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima pesan
atau informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan
persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, berbicara itu dapat
dibantu dengan mimik dan pantomimik pembicara. Kemampuan berbicara merupakan tuntutan
utama yang harus dikuasai oleh seorang guru. Jika seorang guru
menuntut siswanya dapat berbicara dengan baik, maka guru harus memberi contoh
berbicara yang baik hal ini menunjukkan bahwa di samping menguasai
teori berbicara juga terampil berbicara dalam kehidupan nyata. Guru
yang baik harus dapat mengekspresikan
pengetahuan yang dikuasainya secara lisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar