Pengertian
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Pengertian
Bimbingan
Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang
“bimbingan”, berikut dikutipkan pengertian bimbingan (guidance) menurut
beberapa sumber. Year Book of Education (1955) menyatakan bahwa: guidance
is a process of helping individual through their own ffort to discover d
develop their potentialisties both for personal happiness and social usefulness.
Definisi yang diungkapkan oleh Miller (dalam Jones, 1987) nampaknya merupakan
definisi yang lebih mengarah pada pelaksanaan bimbingan di sekolah. Definisi
tersebut menjelaskan bahwa:
“Bimbingan adalah proses bantuan terhadap
individu untuk mencapai pemahan diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga, serta
masya- rakat”.
Dari
definisi-definisi di atas, dapatlah ditarik kesimpulan tentang apa sebenarnya
bimbingan itu, sebagai berikut.
a.
Bimbingan berarti
bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang memerlukannya.
Perkataan “membantu' berarti dalam bimbingan tidak ada paksaan, tetapi lebih
menekankan pada pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan
potensinya. Jadi dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan
atau keputusan dari orang yang dibimbingnya. Yang menentukan pilihan atau
keputusan adalah individu itu sendiri.
b.
Bantuan (bimbingan)
tersebut diberikan kepada setiap orang, namun prioritas diberikan kepada
individu-individu yang membutuhkan atau benar-benar harus dibantu. Pada
hakekatnya bantuan itu adakah untuk semua orang.
c.
Bimbingan merupakan
suatu proses kontinyu, artinyan bimbingan itu tidak diberikanhanya
sewaktu-waktu saja dan secara kebetulan, namun merupakan kegiatan yang terus
menerus, sistematika, terencana dan terarah pada tujuan.
d.
Bimbingan atau bantuan
diberikan agar individu dapat mengembangkan dirinya seamaksimal mungkin.
Bimbingan diberikan agar individu dapat lebih mengenal dirinya sendiri
(kekuatan dan kelemahannya), menerima keadaan dirinya dan dapat mengarahkan
dirinya sesuai dengan kemampuannya.
e.
Bimbingan diberikan
agar individu dapat menyesuaikan diri secara harmonis dengan lingkungannya,
baik lingkungan keluarga, skolah ndan masyarakat.
Dalam penerapannya di
sekolah, definisi-definisi tersebut di atas menuntut adanya hal-hal sebagai
berikut:
a.
Adanya organisasi
bimbingan di mana terdapat pembagian tugas, peranan dan tanggungjawab yang
tegas di antara para petugasnya;
b.
Adanya program yang
jelas dan sistematis untuk: (1) melaksanakan penelitian yang mendalam tentang
diri murid-murid, (2) melaksa- nakan penelitian tentang kesempatan atau peluang
yang ada, misalnya: kesempatan pendidikan, kesempatan pekerjaan,
masalah-masalah yang berhubungan dengan human relations, dan sebagainya,
(3) kesempatan bagi murid untuk mendapatkan bimbingan dan konseling secara
teratur.
c.
Adanya personil yang
terlatih untuk melaksanakan program-program tersebut di atas, dan dilibatkannya
seluruh staf sekolah dalam pelaksanaan bimbingan;
d.
Adanya fasilitas yang
memadai, baik fisik mupun non fisik (suasana, sikap, dan sebagainya);
e.
Adanya kerjasama yang
sebaik-baikya antara sekolah dan keluarga, lembaga-lembaga di masyarakat, baik
pemerintah dan non pemerintah.
2. Hubungan Bimbingan dengan Konseling
Istilah
bimbingan (guidance) dan konseling (counseling) memiliki hubungan
yang sangat erat dan merupakan kegiatan yang integral. Dalam praktik
sehari-hari istilah bimbingan selalu digandengkan dengan istilah konseling
yakni bimbingan dan konseling (guidance and counseling).
Ada
pihak-pihak yang beranggapan bahwa tidak ada perbedaan yang prinsipil antar
bimbingan dengan konseling atau keduannya memiliki makna yang identik. Namun
sementara pihak ada yang berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupaka dua
pengertian yang berbeda, baik dasar maupun cara kerjanya. Konseling atau counseling
dianggap identik dengan psychoterapy, yaitu usaha menolong orang-orang
yang mengalami gangguan psikis yang serius, sedangkan bimbingan dianggap
identik dengan pendidikan.
Sementara
pihak ada lagi yang berpendapat bahwa konseling merupakan salah satu teknik
pemberian layanan dalam bimbingan dan merupakan inti dari keseluruhan pelayanan
bimbingan. Pandangan inilah yang nampaknya sekarang banyak dianut.
Rogers
(dalam Kusmintardjo, 1992) memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Counseling
is a series of direct contats with the individual which aims to offer him
assistance in changing his attitude and behavior. Konseling adalah
serangkaian kontak atau hubungan bantuan langsung dengan individu dengan tujuan
memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya).
Selanjutnya Mortensen (dalam Jones, 1987)
memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Counseling may,
therefore, be defined as apeson to person process in which one person is helped
by another to increase in understanding and ability to meet his problems”.
Konseling dapat didefinisikan sebagai suatu proses hubungan seseorang dengan
seseorang di mana yang seorang dibantu oleh yang lainya untuk menemukan
masalahnya.
Dengan demikian jelaslah, bahwa konseling
merupakan salah satu teknik pelayanan bimbingan secara keseluruhan, yaitu
dengan cara memberikan bantuan secara individual (face to face relationship).
Bimbingan tanpa konse- ling ibarat pendidikan tanpa pengajaran atau perawatan
tanpa pengobatan. Kalaupun ada perbedaan di antara keduanya hanyalah terletak
pada tingkatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar