Umpan Balik yang Efektif bagi Siswa
( feed back )
( feed back )
Umpan balik yang efektif merupakan bagian integral dari sebuah dialog
instruksional antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan
dirinya sendiri, dan bukanlah sebuah praktik yang terpisahkan.
Terkait dengan umpan balik yang efektif ini, Black dan Wiliam mencatat tiga
komponen penting yaitu:
(1)
Recognition of the desired goal.
Umpan balik diberikan sebagai respons atas kinerja siswa. Kinerja siswa
adalah kesanggupan siswa untuk dapat menunjukkan penguasaannya atas berbagai
tujuan pembelajarannya. Guru harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai secara jelas dan dapat mengkomunikasikannya pada awal
pembelajaran, baik tentang wilayah materi, indikator kurikuler maupun
penguasaan tujuan.
Salah satu metode yang cukup efektif untuk memastikan bahwa siswa memahami
tujuan pembelajarannya yaitu dengan cara melibatkan mereka dalam menetapkan
“kriteria keberhasilan” yang bisa dilihat atau didengar. Misalnya, guru dapat
memperlihatkan beberapa contoh produk sebagai tujuan pembelajaran yang patut
ditiru oleh para siswa, menunjukkan kalimat-kalimat yang benar dengan ditulis
menggunakan huruf kapital, kesimpulan yang diambil dari data, penyajian tabel
atau grafik dan sejenisnya.
Apabila para siswa telah dapat memahami tentang kriteria keberhasilan
pembelajarannya, mereka akan terbantu untuk mengarahkan belajarnya dan mereka
akan lebih mampu untuk melaksanakan proses pembelajarannnya
Selain memberikan pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran, guru
juga perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami indikator dari
tingkat penguasaan tujuan pembelajarannya, baik secara lisan, tertulis maupun
dalam bentuk lainnya.
(2) Evidence about present position
Istilah ”bukti” di sini menunjuk kepada informasi atau fakta tentang
kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, khusunya tentang sejauhmana
tujuan pembelajaran telah tercapai dan sejauhmana tujuan pembelajaran itu belum
tercapai.
Grant Wiggin mengemukakan bahwa umpan balik bukanlah tentang pemberian
pujian atau celaan, persetujuan atau ketidaksetujuan, tetapi sebagai usaha
untuk memberikan nilai atau makna. Umpan balik pada dasarnya bersifat netral
yang menggambarkan apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan siswa. Selain
itu, bahwa umpan balik juga harus bersifat obyektif, deskriptif dan disampaikan
pada waktu yang tepat yakni pada saat tujuan pembelajaran masih segar dalam
benak siswa.
Salah satu cara pemberian umpan balik yang cukup bermakna yaitu dengan
membandingkan produk siswa dengan kriteria keberhasilan telah telah
dikomunikasikan sebelumnya. Contoh sederhana pemberian umpan balik yaitu dengan
membuat sebuah format tentang “Daftar Kriteria Keberhasilan”. Dalam daftar
tersebut, guru dapat memberikan tanda + (plus) untuk menunjukkan tentang
kriteria yang telah berhasil dipenuhi siswa dan memberikan catatan tertentu
untuk yang belum dipenuhinya.
(3)
Some understanding of a way to close the gap between the two.
Umpan
balik yang efektif yaitu harus dapat memberikan bimbingan kepada setiap siswa
tentang bagaimana melakukan perbaikan. Black dan Wiliam menegaskan bahwa setiap
siswa harus diberi bantuan dan kesempatan untuk melakukan perbaikan. Guru tidak
hanya memberikan umpan balik yang mencerminkan tentang kinerja yang berkaitan
dengan tujuan pembelajaran siswanya, tetapi juga harus dapat memberikan strategi
dan tips tentang cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan, serta
kesempatan untuk menerapkan umpan balik yang diterimanya.
Wiggins
meyakini bahwa melalui siklus umpan balik ini dapat menghasilkan keunggulan
kinerja siswa. Oleh karena itu, siswa harus senantiasa memiliki akses rutin
terhadap kriteria dan standar-standar tugas yang harus dituntaskannya; mereka
juga harus memperoleh umpan balik dalam upaya menyelesaikan tugas-tugasnya,
mereka harus memiliki kesempatan untuk memanfaatkan umpan balik untuk
memperbaiki kerjanya serta mengevaluasi kembali terhadap standar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar