Budak (ber)Intelektual
Apa yang
anda bayangkan ketika menemui seseorang dengan gelar professor? Tentunya anda
akan membayangkan sesosok manusia cerdas, elegan, berwibawa, dan tentu hasil
penelitianya sangat berguna bagi umat manusia. yah namun itu semua hanyalah
sebuah teori. anda tentu sering mendengar bahwa ilmu pengetahuan tidak cukup
tanpa moral yang baik.mereka akan menjadi penjahat – penjahat yang lebih
berbahaya jika tidak memiliki moral. karena kecerdasan yang mereka miliki
digunakan untuk berbuat kejahatan , serta memuaskan nafsu ketamakan
.
Pendidikan
di Indonesia kini didominasi oleh pendidikan yang hanya mencocokan kebutuhan
industri lalu di sesuaikan dalam kurikulum instansi pendidikan. Jika ilmu
ekonomi hanya melulu berbicara tentang angka, ilmu hukum hanya berbicara soal
pasal, dan pendidikan hanya memikirikan fasilitas.maka yang lahir dari bangku –
bangku sekolah adalah para intelektual berhati baja. Melihat kemiskinan
hanyalah sebuah batangan grafik, menilai keadilan tergantung dari apa ketetapan
pengadilan, dan menilai kebodohan dari data kelulusan UN.
Hasil
pendidikan seperti ini akan banyak menghasilkan budak – budak yang cerdas
secara intelektual. Para budak itu bukanlah budak – budak primitif dari rimba
raya afrika, namun yang anda temukan adalah budak – budak berdasi rapih dengan
berbagai gelar yang mengiri nama mereka. mereka akan menawarkan dirinya
dalam lelang korporasi dan perusahaan raksasa, budak – budak modern akan
meilhat calon – calon tuanya yang siap untuk meberikan bayaran tertinggi.
Ilmuwan yang
telah kehilangan martabat hanya akan menadi pelayang bagi penguasa tamak yang
dapat memenuhi kebutuhan nafsu mereka.karena mereka banyak orang beranggapan
pendidikan formal bukan lagi memanusiakan manusia, namun menjadi jalan menyesatkan
manusia.Mereka tidak lebih dari sekolompok tukang pukul para penguasa –
penguasa yang zalim.
Para ilmuwan
dengan angkuh menyatakan kalau intelektual mereka diperoleh melalaui usaha
mereka sendiri. mereka melupakan sumbangsih rakyat yang diberikan melalui
subsidi pendidikan sekecil apapun nominalnya. Para pengkhianat amanat rakyat
ini malah menghardik kebodohan dan kemisikinan yang ada pada rakyat.
Sudah
Saatnya kini kita kembalikan fungsi intelektual, intelektual ada untuk
melakuakan perubahan sosial.memberikan kebebasan yang nyata kepada rakyat dari
kemiskinan dan kebodohan.pendidikan bukan hanya sekedar teori yang akan
melaharikan intelektual gagap realita. pendidikan sangat perlu untuk
disandingkan dengan keadaan yang ada.agar kemiskinan & kebodohan tidak
hanya sebuah angka dan grafik, tetapi menjadi sebuah ikatan emosi yang harus
kita beri perubahan kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar