Rabu, 22 Juni 2016

BUDAK INTELEKTUAL

Budak (ber)Intelektual

Apa yang anda bayangkan ketika menemui seseorang dengan gelar professor? Tentunya anda akan membayangkan sesosok manusia cerdas, elegan, berwibawa, dan tentu hasil penelitianya sangat berguna bagi umat manusia. yah namun itu semua hanyalah sebuah teori. anda tentu sering mendengar bahwa ilmu pengetahuan tidak cukup tanpa moral yang baik.mereka akan menjadi penjahat – penjahat yang lebih berbahaya jika tidak memiliki moral. karena kecerdasan yang mereka miliki digunakan untuk berbuat kejahatan , serta memuaskan nafsu ketamakan


Pendidikan di Indonesia kini didominasi oleh pendidikan yang hanya mencocokan kebutuhan industri lalu di sesuaikan dalam kurikulum instansi pendidikan. Jika ilmu ekonomi hanya melulu berbicara tentang angka, ilmu hukum hanya berbicara soal pasal, dan pendidikan hanya memikirikan fasilitas.maka yang lahir dari bangku – bangku sekolah adalah para intelektual berhati baja. Melihat kemiskinan hanyalah sebuah batangan grafik, menilai keadilan tergantung dari apa ketetapan pengadilan, dan menilai kebodohan dari data kelulusan UN. 

Hasil pendidikan seperti ini akan banyak menghasilkan budak – budak yang cerdas secara intelektual. Para budak itu bukanlah budak – budak primitif dari rimba raya afrika, namun yang anda temukan adalah budak – budak berdasi rapih dengan berbagai gelar yang mengiri nama mereka. mereka akan menawarkan dirinya  dalam lelang korporasi dan perusahaan raksasa, budak – budak modern akan meilhat calon – calon tuanya yang siap untuk meberikan bayaran tertinggi. 

Ilmuwan yang telah kehilangan martabat hanya akan menadi pelayang bagi penguasa tamak yang dapat memenuhi kebutuhan nafsu mereka.karena mereka banyak orang beranggapan pendidikan formal bukan lagi memanusiakan manusia, namun menjadi jalan menyesatkan manusia.Mereka tidak lebih dari sekolompok tukang pukul para penguasa – penguasa yang zalim. 

Para ilmuwan dengan angkuh menyatakan kalau intelektual mereka diperoleh melalaui usaha mereka sendiri. mereka melupakan sumbangsih rakyat yang diberikan melalui subsidi pendidikan sekecil apapun nominalnya. Para pengkhianat amanat rakyat ini malah menghardik kebodohan dan kemisikinan yang ada pada rakyat.


Sudah Saatnya kini kita kembalikan fungsi intelektual, intelektual ada untuk melakuakan perubahan sosial.memberikan kebebasan yang nyata kepada rakyat dari kemiskinan dan kebodohan.pendidikan bukan hanya sekedar teori yang akan melaharikan intelektual gagap realita. pendidikan sangat perlu untuk disandingkan dengan keadaan yang ada.agar kemiskinan & kebodohan tidak hanya sebuah angka dan grafik, tetapi menjadi sebuah ikatan emosi yang harus kita beri perubahan kepadanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar