Kamis, 03 Maret 2016

KECERDASAN

KECERDASAN MUSIKAL

Gagasan Howard Gardner tentang Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence), yang dituangkan dalam bukunya berjudul “Frames of Mind” (1983) telah merubah cara pandang kita dalam mempelajari kecerdasan manusia. Semula kecerdasan cenderung ditafsirkan secara tunggal, sebatas intelektual dalam ukuran IQ yang bersifat permanen. Gardner mengemukakan 8 (delapan) jenis kecerdasan individu, yaitu: (1) linguistik, (2) logika-matematik, (3) kinestetik, (4) visual-spatial, (5) musikal, (6) interpersonal, (7) intrapersonal, dan (8) natural. Saat ini, teori Kecerdasan Majemuk yang dikembangkan Gardner ini telah menjadi rujukan penting dalam proses pendidikan.
Yang akan kita kupas dalam tulisan ini yaitu tentang kecerdasan musikal. Musik adalah suatu karya seni dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik: irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan.

Musik mempunyai peranan penting dalam kehidupan seseorang, selain dapat mengembangkan kreatifitas, musik juga dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan sejarah budaya bangsa.
Kecerdasan musikal adalah kemampuan individu dalam menggubah lagu dan musik, bernyanyi dan bermain alat musik, dan dapat menghargai semua jenis musik, serta memiliki kepekaan yang kuat akan keserasian dan kesadaran universal tentang berbagai pola kehidupan.
Gardner dan banyak ilmuwan lainnya meyakini bahwa kecerdasan musikal adalah pusat pengalaman manusia dan merupakan awal dari munculnya kecerdasan individu. Kecerdasan musikal memiliki keterkaitan erat dengan jenis kecerdasan lainnya. Kita sering “merasakan” musik dengan tubuh kita melalui gerakan-gerakan tubuh yang sesuai dengan irama musik (kecerdasan kinestetik), misalnya: menggeleng-gelengkan kepala, menghentakan kaki, menepuk-nepuk paha, menari, berjoget dan aneka gerak tubuh lainnya. Kita juga sering “merasakan” musik dengan emosi kita, misalnya menangis, merinding, gembira, atau ekspresi emosi lainnya ketika mendengar musik tertentu yang sesuai (kecerdasan emosional). Gardner menjelaskan pula bahwa “Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan menjadi bagian pokok dari daya ingatnya”. “If we can explain music, we may find the key for all human thought.”
Dengan kecerdasan musikal yang dimilikinya, seseorang dapat memperoleh berbagai manfaat, diantaranya:
1.       Memiliki pengetahuan bagaimana cara meredusir stress yang sedang dialaminya.
2.      Meningkatkan kemampuan kreativitas dirinya maupun orang lain.
3.      Menggali berbagai kemampuan terpendam untuk kepentingan belajarnya dan mengingat berbagai informasi tentang sesuatu: orang, tempat, benda dan sebagainya.
4.      Mengasah suasana hati untuk lebih mengoptimalkan keberadaan dirinya.
5.      Memiliki pengetahuan untuk memperdalam hubungan personalnya dengan orang lain.
Meski dalam ukuran dan bentuk yang berbeda, pada dasarnya setiap orang  memiliki potensi kecerdasan musikal. Oleh karena itu, pendidikan seni musik menjadi penting. Melalui pendidikan musik  yang tepat dan terarah akan membantu mengembangkan manusia menjadi lebih berbudaya, memiliki keseimbangan antara pikiran, perasaan dan perilakunya. Jika potensi kecerdasan ini tidak  mendapatkan penyaluran yang tepat,  melalui pendidikan yang tepat, maka yang dikhawatirkan adalah kebalikan dari hakikat musik itu sendiri. Bukannya menghasilkan manusia-manusia yang berbudaya, tetapi malah justru menghasilkan manusia-manusia yang menanggalkan nilai-nilai budayanya  sendiri, dengan menampilkan perilaku-perilaku “eksentrik”-nya yang kebablasan.  Oleh karena itu, mari kita bermusik,  jadikan hidup ini lebih indah…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar